Beranda | Artikel
Fikih Salat Sunah Sebelum Asar
Jumat, 9 Agustus 2024

Salat merupakan salah satu rukun agama dan fondasinya yang besar. Karena pada hakikatnya, salat adalah hubungan antara hamba dan Penciptanya. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala menganjurkan untuk memperbanyak salat dan menekankan akan pentingnya, agar hamba semakin dekat dan memiliki hubungan yang kuat dengan Rabbnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد

Saat paling dekat seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang sujud.” (HR. Muslim no. 482)

Allah Ta’ala mensyariatkan bagi hamba-Nya salat sunah sebagai tambahan atas salat fardu agar hubungan dengan-Nya tetap terjaga. Bahkan, Allah menjadikan salat sunah ada yang dilakukan sebelum salat fardu dan ada yang setelahnya untuk menutupi kekurangan yang terjadi dalam salat fardu.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إن أول ما يحاسب الناس به يوم القيامة من أعمالهم، الصلاة. قال: يقول ربنا -جل وعز- لملائكته وهو أعلم: انظروا في صلاة عبدي أتمها أم نقصها، فإن كانت تامة كتبت له تامة، وإن كان انتقص منها شيئًا قال: انظروا هل لعبدي من تطوع، فإن كان له تطوع قال: أتموا لعبدي فريضته من تطوعه، ثم تؤخذ الأعمال على ذاكم

Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah salat. Allah berfirman kepada malaikat-Nya (sedangkan Dia lebih mengetahui), ‘Lihatlah pada salat hamba-Ku, apakah ia menyempurnakannya atau ada kekurangannya.’ Jika sempurna, maka dituliskan sempurna baginya, dan jika ada kekurangan, maka Allah berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki salat sunah. Jika ia memiliki salat sunah, maka sempurnakanlah kekurangan salat fardunya dari salat sunahnya.’ Kemudian, semua amalnya dihitung berdasarkan itu.” (HR. Abu Dawud no. 864, dan disahihkan oleh Al-Albani).” [1]

Anjuran dan keutamaan salat sunah sebelum Asar

Di antara salat sunah tersebut adalah salat sunah sebelum salat Asar. Salat ini dianjurkan berdasarkan kesepakatan empat mazhab fikih: Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali. Hal ini berdasarkan beberapa hadis, di antaranya:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

بين كلِّ أذانينِ صلاةٌ، بين كلِّ أذانينِ صلاةٌ، بين كلِّ أذانينِ صلاةٌ، ثم قال في الثالثة: لِمَن شاءَ

Di antara setiap dua azan (azan dan ikamah) terdapat salat.” Beliau mengulangi hal ini tiga kali dan pada ketiga kalinya beliau menambahkan, “Bagi yang menghendaki.” (HR. Bukhari no. 627, Muslim no. 838)

Hadis ini menunjukkan bahwa disunahkan salat sebelum salat Asar, karena itu tentu terletak pada waktu di antara azan dan ikamah. [2]

Hadis lain, yang menunjukkan disyariatkannya salat sunah sebelum Asar dan  keutamaannya adalah sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam,

رحم الله امرأ صلى قبل العصر أربعًا

Semoga Allah merahmati seseorang yang salat empat rakaat sebelum Asar.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Abu Dawud) [3]

Apakah salat sunah sebelum Asar termasuk sunah rawatib?

Para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini. Menurut mazhab Syafi’i dan beberapa ulama lainnya, salat sunah sebelum Asar termasuk sunah rawatib ghair muakkadah (yang tidak ditekankan).

Syekh Muhammad bin Qasim Al-Ghazziy rahimahullah mengatakan,

السنة الراتبة، وهي (‌سبعة ‌عشر ‌ركعة: ركعتا الفجر، وأربع قبل الظهر، وركعتان بعده، وأربع قبل العصر، وركعتان بعد المغرب، وثلاث بعد العشاء يوتر بواحدة منهن) … . والراتب المؤكد من ذلك كله عشر ركعات: ركعتان قبل الصبح وركعتان قبل الظهر وركعتان بعدها وركعتان بعد المغرب وركعتان بعد العشاء.

Sunah rawatib adalah tujuh belas rakaat: dua rakaat Fajar, empat rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat setelahnya, empat rakaat sebelum Asar, dua rakaat setelah Magrib, dan tiga rakaat setelah Isya yang diakhiri dengan satu rakaat witir. … Sunah rawatib yang ditekankan dari semuanya adalah sepuluh rakaat: dua rakaat sebelum Subuh, dua rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah Magrib, dan dua rakaat setelah Isya.[4]

Syekh Muhammad bin Umar Bazmul hafidzahullah mengatakan,

فعدها من السنن الرواتب هو الصواب إن شاء الله؛ لثبوتها عنه صلى الله عليه وسلم قولاً وفعلاً

Menghitungnya (salat sunah sebelum salat Asar) sebagai sunah rawatib adalah yang benar, InsyaAllah, karena hal itu telah ditetapkan darinya shallallahu ‘alaihi wasallam baik secara perkataan maupun perbuatan.” [5]

Sifat salat sunah sebelum Asar

Telah diketahui dari pembahasan sebelumnya, bahwasanya salat sunah sebelum salat Asar adalah empat rakaat. Apakah salat tersebut dilaksanakan dua rakaat salam, dua rakaat salam; atau empat rakaat sekali salam dengan dua tasyahud?

Secara umum, salat malam dan siang adalah dua rakaat-dua rakaat, dan ini adalah pendapat mayoritas ulama. Hal tersebut berdasarkan hadis dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang salat malam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

صلاةُ الليلِ مَثْنَى مَثْنَى، فإذا خشِي أحدُكم الصُّبحَ، صلَّى ركعةً واحدةً تُوتِرُ له ما قدْ صلَّى

Salat malam itu dua rakaat-dua rakaat. Apabila salah seorang di antara kalian khawatir akan masuk waktu subuh, hendaklah ia salat satu rakaat sebagai witir dari salat yang telah dikerjakannya.” (HR. Bukhari no. 990 dan Muslim no. 749)

Sabda beliau, “dua rakaat-dua rakaat”, mengandung makna bahwa ada salam di setiap dua rakaat. Beliau menyebut khusus malam karena kebanyakan salat sunah dilakukan pada waktu malam. Maka, tidak ada mafhum dalam sabda tersebut, karena keluar dalam konteks kebiasaan umum sehingga mencakup salat malam dan siang; atau bisa jadi itu adalah jawaban untuk seseorang yang bertanya tentang salat malam; maka tidak ada mafhum yang dianggap dalam hal ini. [6]

Sebagian ulama mengkhususkan salat sunah sebelum Asar, dari keumuman salat dua rakaat-dua rakaat; sehingga khusus salat ini dikerjakan empat rakaat sekaligus (sekali salam), dengan dua tasyahud.

Syekh Muhammad bin Umar Bazmul hafidzahullah melanjutkan,

راتبة العصر، أربع ركعات، موصولات بتشهدين كالصلوات الرباعية، يسلم في آخرهن، تصلى قبل صلاة العصر.

Salat sunah sebelum Asar adalah empat rakaat dengan dua tasyahud, mirip dengan salat fardu empat rakaat, dan dilakukan sebelum salat Asar.”

Dalil dari pendapat ini adalah hadis dari Ali radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, apabila telah salat Subuh, beliau menunggu, hingga matahari dari sini (yakni dari arah timur) mencapai posisinya ketika salat Asar dari sini (yakni dari arah barat); lalu beliau berdiri dan salat dua rakaat. Kemudian beliau menunggu hingga matahari dari sini (yakni dari arah timur) mencapai posisinya ketika salat Zuhur dari sini; lalu beliau berdiri dan salat empat rakaat, dan empat rakaat sebelum Zuhur apabila matahari telah tergelincir, dan dua rakaat setelahnya, serta empat rakaat sebelum Asar, memisahkan antara setiap dua rakaat dengan salam kepada malaikat yang dekat, nabi-nabi, dan orang-orang yang mengikuti mereka dari kalangan muslimin dan mukminin.” Ali berkata, “Itulah enam belas rakaat salat sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di siang hari, dan sedikit sekali yang dapat melakukannya secara rutin.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dalam riwayat Nasa’i, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam salat ketika matahari mulai condong, dua rakaat, dan sebelum tengah hari, empat rakaat, menjadikan salam pada akhirnya.” (Hadis hasan, diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Nasa’i, dan disahihkan oleh Al-Albani)

Abu Isa At-Tirmidzi berkata,

حديث علي حديث حسن، واختار إسحاق بن إبراهيم أن لا يفصل في الأربع قبل العصر، واحتج بهذا الحديث، وقال إسحاق: ومعنى أنه يفصل بينهن بالتسليم؛ يعني: التشهد. ورأى الشافعي وأحمد صلاة الليل والنهار مثنى مثنى؛ يختاران الفصل في الأربع قبل العصر

“Hadis Ali (di atas) adalah hadis hasan, dan Ishaq bin Ibrahim memilih untuk tidak memisahkan empat rakaat sebelum Asar dengan salam, dan berdalil dengan hadis ini. Ishaq berkata, ‘Maksud dari memisahkan adalah dengan tahiyyat.’ Imam Syafi’i dan Ahmad memilih untuk memisahkan salat malam dan siang dua rakaat-dua rakaat, memilih untuk memisahkan empat rakaat sebelum Asar.” (Sunan Tirmidzi, 2:294-295, tahqiq Syekh Ahmad Syakir). [7]

Ringkasnya, salat sunah sebelum salat Asar adalah empat rakaat. Lebih utama dikerjakan empat rakaat sekali salam, dengan dua tasyahud; dan boleh dikerjakan dua rakaat salam, dua rakaat salam. Wallahu a’lam.

Demikian, semoga selawat dan salam senantiasa tercurah bagi Nabi Muhammad, keluarga, dan pengikut beliau.

***

14 Muharram 1446 H, Rumdin Ponpes Ibnu Abbas Assalafy Sragen.
Penulis: Prasetyo Abu Kaab


Artikel asli: https://muslim.or.id/96868-fikih-salat-sunah-sebelum-asar.html